Logo id.boatexistence.com

Bagaimana cara menghentikan pikiran yang mengganggu?

Daftar Isi:

Bagaimana cara menghentikan pikiran yang mengganggu?
Bagaimana cara menghentikan pikiran yang mengganggu?

Video: Bagaimana cara menghentikan pikiran yang mengganggu?

Video: Bagaimana cara menghentikan pikiran yang mengganggu?
Video: Cara Berhenti Overthinking Hanya dalam 1 Detik! 2024, Mungkin
Anonim

Lima Tips untuk Menghentikan Pikiran yang Mengganggu

  1. Jangan menekan pikiran itu. …
  2. Kenali perbedaan antara pikiran dan kenyataan. …
  3. Identifikasi pemicunya. …
  4. Terapkan perubahan positif ke dalam rutinitas harian Anda. …
  5. Bicarakan dan jangan mengesampingkan terapi. …
  6. Direkomendasikan untuk Anda.

Bagaimana cara menghentikan pikiran mengganggu yang tidak diinginkan?

  1. Label pemikiran ini sebagai "pikiran yang mengganggu."
  2. Ingatkan diri Anda bahwa pemikiran ini otomatis dan tidak terserah Anda.
  3. Terima dan biarkan pikiran itu masuk ke dalam pikiran Anda. …
  4. Float, dan berlatih agar waktu berlalu.
  5. Ingat bahwa lebih sedikit lebih banyak. …
  6. Berharap pikiran itu kembali lagi.

Dapatkah pikiran mengganggu disembuhkan?

Itu adalah mungkin untuk mengobati beberapa penyebab dari pikiran yang mengganggu. Beberapa orang akan mengatasi OCD atau PTSD, tetapi itu bisa memakan waktu. Orang lain mungkin terus mengalami gejala tetapi dapat mengelolanya melalui pengobatan. Bagi sebagian orang, pikiran mengganggu dapat bertahan untuk waktu yang lama.

Apa pengobatan terbaik untuk pikiran yang mengganggu?

Cara terbaik untuk mengelola pikiran yang mengganggu adalah dengan mengurangi kepekaan Anda terhadap pikiran tersebut dan isinya. Strategi ini dapat membantu. Terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi bicara adalah cara bagi Anda untuk mendiskusikan pikiran yang mengganggu dengan ahli kesehatan mental.

Apa yang menyebabkan pikiran mengganggu yang mengerikan?

Dua diagnosis paling umum yang terkait dengan pikiran mengganggu adalah kecemasan dan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD). Bisa juga merupakan gejala depresi, Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), Bipolar Disorder, atau Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD).

Direkomendasikan: