Titrasi balik digunakan ketika konsentrasi molar reaktan berlebih diketahui, tetapi ada kebutuhan untuk menentukan kekuatan atau konsentrasi analit. Titrasi balik biasanya diterapkan dalam titrasi asam-basa: Ketika asam atau (lebih umum) basa adalah garam yang tidak larut (misalnya, kalsium karbonat)
Mengapa kita menggunakan titrasi balik?
Titrasi balik berguna jika titik akhir titrasi balik lebih mudah diidentifikasi daripada titik akhir titrasi normal, seperti pada reaksi pengendapan. Titrasi balik juga berguna jika reaksi antara analit dan titran sangat lambat, atau jika analit berada dalam padatan yang tidak larut.
Instance apa yang digunakan titrasi balik?
Titrasi balik terutama digunakan dalam kasus berikut:
- jika analitnya mudah menguap (misalnya, NH3) atau garam yang tidak larut (misalnya, Li2CO 3)
- jika reaksi antara analit A dan titran T terlalu lambat untuk titrasi langsung yang praktis.
Mana contoh titrasi balik?
Titrasi balik bekerja dengan cara berikut (dengan contoh): 1: Bahan atau larutan yang konsentrasinya tidak diketahui (4 gm kapur terkontaminasi, CaCO3) dibuat untuk bereaksi dengan volume dan konsentrasi yang diketahui larutan reaktan antara (200 ml, 0,5N HCl). Reaksi melewati titik ekivalen.
Mengapa EDTA digunakan dalam titrasi balik?
Titrasi balik: diketahui kelebihan larutan standar EDTA ditambahkan ke larutan yang mengandung analit. … Prosedur ini berguna untuk menentukan kation yang membentuk kompleks stabil dengan EDTA dan yang tidak memiliki indikator efektif.